Berjuang Sebagai Khalifah
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari
Jendelakita.my.id. - Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat " Sesungguhnya Aku hendak menjadi kan seorang Khalifah di muka bumi (QS, 2:30).
Dialah yang menjadikan kamu Khalifah Khalifah di muka bumi (QS, 35; 39).
Ayat ayat di atas sering kita dengar dibaca , terutama para imam sholat. Namun pada umumnya belum kita pahami dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu kisah yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya.
Suatu hari sultan berjalan mengelilingi kota. Setiap orang membungkuk pada nya kecuali seorang sebut saja A yg sudah tua.
A tetap saja duduk dan terus berzikir kepada Tuhan sembari memutar tasbih. Sultan berhenti dan memanggil A tersebut agar menghampirinya.
Mengapa kau tidak membungkuk pada ku ketika orang orang membungkuk? Tanya sultan.
A tersebut menjawab, Orang lain takut kepada kekuasaan mu dan menginginkan hartamu. Pantaslah jika mereka membungkuk pada mu. Aku hanya takut pada Allah. Aku hanya mendambakan anugerah Nya. Jadi, tidaklah pantas aku membungkuk kepada mu.
Sang Sultan merasa tersinggung, tetapi A tersebut melanjutkan jawaban nya. Selain itu, seorang manusia bebas tidak boleh membungkuk pada seorang budak. Wajah sultan memerah dan memucat karena marah. Para prajuritnya mulai menghunus pedang mereka.
Dengan tenang si A menukas, Anda tahu, anda masih menjadi budak dari kemarahan dan kehormatan anda, sementara aku telah membebaskan diri dari dominasi egoku dan sifat hewaniku.
Sultan kemudian menyuruh prajurit nya pergi. Tinggal kan ia sendiri. Ia hamba Allah dan berada di luar kekuasaan ku.
Ketahuilah bahwa pemimpin tidak hanya seorang presiden, raja, sultan atau hingga ke tingkat paling bawah ketua RT dan atau kepala rumah tangga. Memang semua jabatan ini adalah pemimpin. Hanya saja, sebelum kita menjadi pemimpin seperti dijelaskan di atas, kita harus tahu bahwa meskipun kita tidak menjabat sebagai presiden, menteri, gubernur hingga ketua RT atau belum nikah sekalipun agar menjadi kepala rumah tangga, seharusnya kita sadar bahwa kita semua adalah pemimpin, yaitu pemimpin bagi diri sendiri. Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggung jawab terhadap kepemimpinan itu. Kata Rasulullah Saw.
Hal ini harus dicamkan baik baik. Kalau kita baik dalam memanage atau memimpin diri kita sesuai dengan tempat nya, dapat memimpin bagaimana agar hati kita tenang, akal kita makin cerdas untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk, hawa nafsu kita terkendali serta didukung oleh panca indera kita - yang merupakan rakyat kita, paling tidak kita sudah berhasil memimpin diri kita sendiri dari dalam sebelum kita memimpin keluar dengan memegang jabatan apapun di masyarakat.
Jika anda sudah bisa memimpin diri anda sendiri dengan sebaik-baiknya mungkin berarti anda dapat disebut sebagai KHALIFAH TUHAN - Wakil, Citra Tuhan - yakni mewakili Sifat sifat kebaikan Tuhan, seperti jujur (mewakili sifat Tuhan Yang Maha Jujur), kasih sayang (mewakili sifat Tuhan Yang Maha Pengasuh dan Penyayang), dan sifat Tuhan lainnya yang berjumlah 99 (al-asma al- Husna).
Sayang kita hanya menghafal dan hafal di luar kepala, namun maksimal mempraktikkan dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat.