Breaking News

Perkara Perkara Penghapus Pahala Puasa


Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari

Jendelakita.my.id. - Ibadah puasa yang kita lakukan bersama di bulan Ramadhan ini sungguh merupakan ibadah yang istimewa, luar biasa agungnya pahala yang disediakan Allah SWT, seperti yang disabdakan Rasulullah Saw.

Setiap amal anak Adam akan dilipat gandakan satu kebaikan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan sekehendak Allah.

Allah berfirman, Kecuali Puasa. Puasa adalah untuk Ku dan Aku yang akan membalas nya. Ia tinggal kan makan dan minumnya karena Aku (HR. Ibnu Majah).

Jelas tergambar melalui sabda Rasulullah Saw tersebut, bahwa pengetahuan tentang kadar pahala dan pelipatan kebaikannya hanya Allah SWT sendiri yang mengetahui nya. 

Begitulah yang disebut kan Al Qurtuby rahimahullah, artinya bahwa amalan amalan telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia. Bahwa ia dilipat gandakan dari sepuluh hingga tujuh ratus kali sampai sekehendak Allah, kecuali puasa. Maka, Allah sendiri yang akan memberikan pahala tanpa batasan.

Ibadah puasa memang luar biasa agung pahala nya. Namun , tidak semua orang yang melaksanakan puasa mendapatkan keagungan pahala tersebut. Bahkan, sama sekali tidak mendapatkan pahala.

Berapa banyak orang yang melaksanakan puasa namun ia tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali dahaga. Berapa banyak orang yang beribadah di malam hari, namun ia tidak mendapatkan apapun dari ibadahnya selain hanya begadang (HR. Darimi).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda 

Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga (HR. ATH. Thabrani).

Mengapa orang sudah berpuasa namun tidak mendapatkan pahala sama sekali dan hanya mendapatkan lapar dan haus semata mata?.

Lantas, perkara perkara apa saja yang membuat puasa seseorang menjadi tidak berarti, sama sekali tidak membuahkan pahala bagi pelakunya?.

Berikut beberapa perkara yang dimaksud, diantara nya 

Pertama: berkata dusta 

Barang siapa yang meninggalkan perkataan Zuhur (dusta) dan perbuatan Zuhur (maksiat), maka. Allah tidak membutuhkan nya, walaupun telah meninggalkan makan dan minumnya (HR. Tirmidzi).

Kedua: berkata laghwu dan rafats.

Laqhwu adalah perkataan yang tidak berguna. Rafats adalah ucapan jorok atau porno.

Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri diri dari perkataan laqhwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencela mu atau berbuat usul padamu, katakanlah pada nya, Aku sedang puasa, aku sedang berpuasa.(H.R. Ibnu Majah dan Hakim)..

Ketiga; Ghibah atau bergunjing

Ghibah membicarakan keburukan seseorang yang tidak disukainya dan tidak ingin orang lain mendengar nya, ketika orang yang tengah digunjingkan tidak ada, meskipun apa yang digunjingkan tersebut sesuai kenyataan atau benar. adanya.

Ghibah termasuk dosa besar, seharusnya tidak kita lakukan, terlebih lebih ketika kita tengah melakukan puasa.

Hai orang orang yang beriman, jauhilah musik kebanyakan purba purba (kecurigaan), karena sebagian dari purba purba itu dosa. Dan janganlah mencari cari keburukan orang dan jangan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maja tentu lah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwa lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (QS. Alhamdulillah Hujurat: 12).