Neraka Bagi Koruptor
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari
Jendelakita.my.id. - Manusia adalah mahluk sosial. Manusia Cenderung bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dalam kehidupan nya, manusia tidak dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, membutuhkan keberadaan orang lain.
Hubungan antar manusia merupakan kebutuhan dan juga perintah Allah SWT. Namun ketika hubungan tersebut dilatarbelakangi kecurangan, penyimpangan, penyalahgunaan kepercayaan, wewenang dan kekuasaan serta bertujuan mendapatkan keuntungan sepihak, maka jelas hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.
Korupsi dan suap menyuap sangat bertentangan dengan ajaran Islam!
Tidak sedikit para koruptor yang mengaku beragama Islam dan bahkan terlihat melaksanakan ibadah dengan baik. Tetapi, mengapa mereka masih tetap melakukan korupsi?
Tidak sedikit orang yang beranggapan, korupsi dan suap menyuap adalah sebuah kebiasaan dan kewajaran. Korupsi dan suap menyuap seakan akan bukan merupakan pelanggaran agama. Padahal, korupsi dan suap menyuap merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Tindakan korupsi dan suap menyuap merusak tatanan sosial.
Allah SWT berfirman yang artinya.
Jangan sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui (QS, 2: 188).
Rasulullah Saw bersabda yang artinya
Allah melaknat penyuap dan penerima suap (HR. Ibnu Majah).
Wahai manusia, barangsiapa di antara kalian diserahi jabatan untuk mengurus pekerjaan, kemudian menyembunyikan sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah ghulul (belenggu, harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari kiamat (HR. Abu Daud)
Bayangkan, jika garda korupsi (ghulul) itu hanya sebatang jarum atau lebih dari itu, pelakunya kelak akan membawanya pada hari kiamat di hadapan Allah SWT, lantas, bagaimana dengan para koruptor yang tidak hanya mengorupsi jutaan hingga milyaran rupiah dan bahkan triliunan rupiah?
Sungguh kecelakaan bagi para koruptor. Akibat perbuatan khianatnya di dunia ini, di mana usia kehidupan nya terhitung tidak terlalu lama, namun di akhirat, kampung abadi manusia yang kekal abadi, mereka menderita berkepanjangan tiada berkesudahan.
Berapa merugikannya para koruptor yang memakan sesuatu yang haram dari hasil korupsinya!. Tidak hanya diri mereka, namun juga keluarga maupun kerabat mereka yang turut memakan uang hasil korupsi mereka itu.
Perhatian sabda Rasulullah Saw yang artinya
Wahai Ka'b bin Ujrah, sesungguhnya tidak masuk sorga, daging yang tumbuh dari makanan haram (HR. Darimi).
Sebagai penutup tulisan edisi Jumat ini, baiklah saya kutipkan sebuah hadis seperti berikut
Abu Hurairah Ra, mengatakan, Kami menaklukan Khaibar, Kami tidak mendapatkan ghanimah (barang rampasan perang), tetapi kami mendapatkan ghanimah berupa sapi, unta, barang barang dan kebun kebun
Kemudian kami pergi bersama Rasulullah SAW ke Wadil- Qur'an. Beliau diikuti budaknya yang bernama Mid'am yang dihadiahkan oleh seseorang dari Bani Adh-Dhibab.
Ketika budak itu tengah menurun pelana Rasulullah Saw, mendadak sebuah anak panah melesat dan tetap mengenainya.
Orang orang pun berkata, Selamat Dia meraih syahid.
Rasulullah kemudian bersabda yang artinya.
Tidak! Demi Allah yang jiwaku di tangan Nya, sesungguhnya selimut yang diambilnya dari ghanimah Khaibar, yang belum dibagi, akan menyalakan api pada nya.
Ketika mendengar hal itu dari Rasulullah Saw, seorang laki-laki datang membawa satu tali atau dua tali sandal seraya berkata, "ini barang yang kuambil".
Maka Rasulullah SAW bersabda, satu tali sandal atau dua tali sandal dari neraka (HR. Bukhari dan Muslim).
Barang barang nampak sepele, seperti selimut dan juga tali sandal, yang dikorupsi, akan membuat pelaku nya terjerumus ke dalam neraka!
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk menghindari dan menjauhi perbuatan korupsi serta suap menyuap yang sangat fatal akibatnya bagi kita di kemudian hari.
Semoga Allah mengabulkan doa dan permohonan kita semua.
Aamiin