Kembali Fitrah
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari *)
Jendelakita.my.id. - Tiap tahun kita selaku umat Islam merayakan Idul Fitri.
Idul Fitri merupakan salah satu momen yang panting bagi ummat Islam untuk ber ikhtiar menegakkan kembali kehidupan sosial yang lebih baik sebagai bentuk pertanggungjawaban sebagai Khalifah di bumi ini dalam memegang amanah. Setelah sebulan penuh melakukan puasa, mestinya umat Islam terbebas dari aneka virus hati yang dapat menjadi penyebab kehidupan masyarakat menjadi rusak. Kehadiran idul Fitri harus dilihat sebagai hasil dari suatu proses panjang menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Dalam beribadah puasa selama sebulan penuh tersebut kita tidak sekedar ditempat kesadaran nya untuk menahan makan, minum dan seterusnya, tapi lebih substansial lagi adalah mengejar "la 'alaikum tattaqun ', menjadi hamba yang bertaqwa, seperti mampu mengendalikan nafsu dan tentunya kembali kepada esensi kemanusiaan yaitu FITRAH yang suci, atau kembali dalam kondisi suci seperti pada permulaan kehadiran kita di dunia dan yang utama menjadi insan yang ber taqwa.
Namun sayang, banyak dari umat Islam yang "terjebak", memaknai Idul Fitri dengan sesuatu yang berbau materialistik dengan mengkonsumsi pakaian yang luar biasa mengkilap, padahal agama Islam bukan agama yang mementingkan aspek materialistik, walaupun Islam menghargai aspek tersebut karena secara fisik manusia itu sendiri merupakan mahluk yang menyukai keindahan.
Mungkin dibagian tulisan ini kita membahas makna dari Idul Fitri.
Secara bahasa artinya dari kata Idul Fitri sendiri oleh sebagian kelompok diartikan dengan kembali berbuka.
Tetapi kelompok lain diartikan kembali ke fitrah kemanusiaan yaitu kesucian.
Kembali berbuka menunjukkan bahwa selama sebulan penuh kita "tertutup" karena berkonsentrasi dalam hubungan dengan Allah SWT. Jadi kembali berbuka bisa dimaknai kembali kepada kehidupan sosial
Sementara makna Idul Fitri yaitu kembali pada kefitrahan, dalam artian kembali ke perjanjian awal bahwa kehadiran kita di dunia memiliki misi - misi suci yang diamanatkan oleh Allah kepada kita yakni sebuah Khalifah di bumi, yakni menjalankan perintah perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan Nya, yang menjaga perdamaian dan ikut menjaga dunia agar tetap ramah terhadap orang orang yang berbeda keyakinan demi kehidupan yang lebih baik, aman sentosa, baldatun thayyibatun warrabun Ghafur. Aamiin.
Dengan demikian, suatu kewajiban bagi kita semua untuk menggunakan amanah itu dengan baik. Dengan demikian kefitrahan tersebut harus dikembalikan kepada individu individu yang mengalami dan menjalani ibadah puasa.
Setiap individu akan berbeda kefitrahan nya dan apa yang akan dilakukan dalam kefitrahan tersebut untuk masyarakat.
Taqabalallah Minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin.