Breaking News

Eksplorasi Goa Batu: Mahasiswa STAI Bumi Silampari Gali Sejarah dan Potensi Wisata Lokal

Jendelakita.my.id. - Gemercik air Sungai Lero berpadu dengan kicauan burung menciptakan suasana hutan yang asri, menyambut enam mahasiswa/i Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) semester tiga dari STAI Bumi Silampari Kota Lubuklinggau pada Senin (13/01/2024). Mereka adalah Siti Sulaiha, Hanafia, Erik Yuyanda, Qomariah, Zeny Aulya, dan Asrul Satriadi. Tujuan perjalanan mereka adalah mengunjungi Goa Batu yang terletak di Kelurahan Taba Cemekeh, Lubuklinggau Timur 1. Lokasi ini dapat dicapai dalam waktu 20–30 menit dari pusat kota dengan kendaraan roda dua.  

Menurut Siti Sulaiha, Goa Batu memiliki daya tarik unik dengan mulut gua yang melebar dan bagian dalam yang menyempit hingga kedalaman 50 meter. Di dalamnya, gua ini dihuni oleh kelelawar serta memiliki beberapa ruang yang saling terhubung. "Menurut cerita masyarakat, di dalam gua ini pernah ditemukan meja batu, pecahan piring tanah liat, guci, hingga samurai. Hal ini menandakan adanya jejak sejarah dari masa kolonial Belanda dan kemungkinan sebagai hunian manusia prasejarah," ujarnya. Namun, Siti juga menyoroti bahwa Goa Batu kurang mendapat perhatian sehingga sering dijadikan lokasi berburu harta karun dan ritual pesugihan, yang menyebabkan kerusakan pada gundukan batu di dalam gua. "Sebagai gua basah dengan kelembapan tinggi, Goa Batu memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata alam dan situs warisan budaya yang perlu dilindungi," tambahnya.  


Sementara itu, Hanafia menjelaskan bahwa kunjungan ini tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa dan Budaya Sumatera Selatan yang diampu oleh Ibu Ertati, M.Pd., tetapi juga untuk menggali nilai budaya lokal, meningkatkan kesadaran akan pelestarian warisan budaya, serta menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap kekayaan budaya Lubuklinggau. "Kegiatan ini juga melatih kami dalam mempromosikan budaya melalui media komunikasi, seperti pembuatan konten untuk YouTube, Instagram, serta pengisian website STAI Bumi Silampari. Selain itu, kami juga ingin mengenalkan potensi wisata Goa Batu, mempererat kerja sama antar mahasiswa, serta menjadikannya langkah nyata dalam pelestarian budaya dan pembentukan generasi muda yang peduli terhadap warisan bangsa," jelasnya.  

Zeny, didampingi Qomariah dan Erik, turut menyampaikan kesan mereka dalam kunjungan ini. Mereka merasa takjub dengan keindahan dan nilai sejarah Goa Batu sebagai warisan budaya Lubuklinggau yang memberikan inspirasi serta wawasan baru tentang pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal. "Melihat langsung kekayaan budaya membuat kami semakin menghargai warisan leluhur. Interaksi dengan lingkungan dan cerita sejarah menegaskan betapa kayanya budaya Indonesia. Kegiatan ini memberikan pengalaman edukatif yang bermakna, serta mendorong semangat mahasiswa untuk aktif mempromosikan budaya lokal dan terus melestarikan warisan budaya di masa depan," papar Zeny.