Peduli Marga Batang Hari Sembilan Dukung Kegiatan UNESCO
Jendelakita.my.id. - Ketua Peduli Marga Batang Hari Sembilan, H. Albar Sentosa Subari, SH, SU, hari ini menerima kunjungan dari Eko B. Prasetyo yang bertujuan untuk meminta dukungan terkait Program Memori Kolektif Bangsa. Program ini merupakan inisiatif yang digagas oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai bagian dari upaya global yang merupakan gagasan Global UNESCO untuk melestarikan warisan budaya dan sejarah bangsa.
Dalam pertemuan tersebut, Eko B. Prasetyo menjelaskan pentingnya peran komunitas budaya seperti Perkumpulan Peduli Marga Batang Hari Sembilan dalam mendukung program ini. Sebagai pegiat yang aktif menggali dan melestarikan nilai-nilai budaya Nusantara, komunitas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata, terutama dalam mengidentifikasi dan mendokumentasikan tradisi serta warisan lokal yang memiliki nilai sejarah tinggi. “Kami berharap dukungan dari Perkumpulan Peduli Marga Batang Hari Sembilan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam melestarikan memori kolektif bangsa yang diakui secara global,” ujar Eko.
H. Albar Sentosa Subari menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan komitmennya untuk mendukung program tersebut. “Sebagai bagian dari upaya menjaga dan melestarikan budaya, kami merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam program yang diinisiasi oleh ANRI dan UNESCO ini. Kami percaya, kolaborasi ini akan memberikan dampak positif bagi pelestarian nilai-nilai luhur budaya Indonesia,” ungkapnya.
Pertemuan yang berlangsung pada Selasa, 24 Desember ini juga membahas langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mendukung program tersebut, seperti penyelenggaraan kegiatan budaya, pendokumentasian tradisi lisan, dan pengumpulan artefak sejarah. Dengan sinergi antara berbagai pihak, diharapkan program ini dapat memperkuat identitas budaya Indonesia di tingkat nasional maupun internasional.
Momentum ini menunjukkan peran penting komunitas lokal dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya Nusantara sebagai bagian dari warisan dunia. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat, khususnya komunitas yang peduli terhadap nilai-nilai budaya bangsa.