Breaking News

Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berbangsa dan Bernegara


Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id - Pancasila sebagai ideologi terbuka. Ungkapan yang sederhana tetapi sarat makna ini sekarang berkembang dan mulai membudaya dalam masyarakat kita.

Memang sebagai konsep yang abstrak seperti " Pancasila adalah ideologi terbuka, memerlukan waktu untuk memantapkan proses pemahaman, penghayatan, pemberdayaan dan pengamalan nya dalam masyarakat. Kehadiran proses itu menunjukkan bahwa roh atau jiwa dari konsep itu hidup dan berkembang. Roh itu tumbuh secara inkrimental, berangsur angsur, dalam pemikiran dan praktek kehidupan masyarakat sehari-hari. Ia berkembang bagaikan tanaman yang tumbuh menjadi pohon yang rindang. Agar proses pertumbuhannya wajar, sehat dan segar ia memerlukan pupuk melalui pengembangan pemikiran pemikiran baru yang relevan dan perlu pula disirami dan disiangi dengan praktek praktek yang konkret dalam kehidupan sehari-hari. Melalui itu semua menjadilah ia suatu konsep yang hidup dan dinamis. Kehadirannya terasa riil, komunikatif dan menjamah dalam berbagai bidang kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sejalan dengan itu para anggota masyarakat akan merasakan dan mengakuinya sebagai milik bersama yang paling hakiki yang menjadi landasan, pengarah dan tujuan kehidupan bersama mereka dalam berbagai dimensinya. Ideologi mereka yang terbuka itu hidup dan berkembang bersama sama dinamika perkembangan kehidupan mereka dari satu generasi ke generasi berikutnya. Suatu interaksi yang wajar dan sehat terjalin dengan intimnya antara ideologi mereka yang terbuka dengan realitas kehidupan mereka sehari-hari dari masa ke masa. Generasi berganti dan zaman berubah, tetapi hakekat yang terkandung dalam ideologi mereka yang terbuka itu tetap sama. Dalam sifat keterbukaan itu suatu ideologi yang berkualitas tinggi menemukan kekuatan nya yang menjadikan nya kenyal dan tahan uji. Menjadilah ia suatu ideologi yang tak lekang oleh panas tak lapuk oleh hujan dan tak berkarat oleh perjalanan jaman.

Ideologi terbuka mengandung semacam dinamika yang memungkinkannya untuk memperbaharui diri atau maknanya dari waktu ke waktu sehingga isinya tetap relevan dan komunikatif sepanjang jaman, tanpa menyimpang dari apalagi mengingkari hakekat atau jatidirinya.

Pembaharuan diri ( self-renewal) atau pengembangan makna nya itu bukan berarti merevisi apalagi mengganti nilai nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Bilamana nilai nilai dasar itu direvisi apalagi sama sekali diganti, maka ideologi tersebut sudah kehilangan hakekat atau jatidirinya, dan oleh karena itu meskipun secara formal ia mungkin masih ada, secara substansial ia tidak lagi hadir karena sudah direvisi atau sama sekali diganti oleh nilai nilai dasar baru 

Dinamika internal yang terkandung dalam suatu ideologi terbuka biasanya mempermantap, mempermapan dan memperkuat relevansi ideologi itu dalam masyarakat nya. Tetapi hal itu tergantung pada kehadiran beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah kualitas nilai nilai dasar yang terkandung dalam ideologi itu. Faktor kedua adalah persepsi, sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya. Faktor ketiga ialah kemampuan masyarakat mengembangkan pemikiran - pemikiran baru yang relevan tentang ideologi nya ini. Faktor keempat menyangkut seberapa jauh nilai nilai yang terkandung dalam ideologi itu membudaya nya dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan berbagai dimensinya. Tanpa mengurangi makna faktor faktor lain yang mungkin masih ada, pembicaraan kita akan terbatas pada keempat faktor ini.***

*) Penulis adalah Ketua Peduli Marga Batang Hari Sembilan