Breaking News

Lubuk Linggau Masuk 10 Kota Inflasi Terendah di Indonesia

Foto: FB / Diskominfo Lubuklinggau

Jendelakita.my.id. - Lubuk Linggau masuk dalam daftar sepuluh kota dengan inflasi terendah di Indonesia, sebagaimana disampaikan dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi pada tahun 2024. Penjabat Wali Kota Lubuk Linggau, H. Koimudin, mengikuti rapat yang berlangsung secara virtual di Command Center Gedung Pemerintah Kota Lubuk Linggau. 

Dalam pertemuan yang diselenggarakan pada Senin, 4 Oktober 2024 ini, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang inflasi di bulan Oktober, yang menunjukkan deflasi sebesar -0,08 persen dari September ke Oktober. Sementara itu, inflasi tahunan pada Oktober 2024 tercatat 1,71 persen, dengan sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya sebagai kontributor terbesar, sebesar 0,54 persen.

Daya beli masyarakat tetap terjaga dengan baik, terbukti dari inflasi di sektor makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami kenaikan sebesar 0,9 persen, serta inflasi sektor penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,25 persen. Meski begitu, sektor transportasi masih mencatat deflasi cukup signifikan, yaitu sebesar -0,52 persen. Menteri Tito juga merincikan angka inflasi dari tiap provinsi dan kabupaten/kota, menunjukkan perbedaan tingkat inflasi antara wilayah. Berdasarkan data BPS per 1 November 2024, Lubuk Linggau termasuk dalam sepuluh kota dengan inflasi terendah di Indonesia, dengan tingkat inflasi hanya 0,89 persen.

Menjelang Pilkada serentak pada 27 November 2024, pemerintah pusat menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi kenaikan inflasi yang disebabkan oleh faktor musiman. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kelangkaan beras di beberapa wilayah akibat tingginya pembelian oleh oknum tertentu, sehingga perlu kehati-hatian ekstra terkait kestabilan harga pangan pokok seperti beras. Pemerintah juga akan memonitor kemungkinan lonjakan harga yang dipengaruhi oleh pembagian beras gratis oleh calon kepala daerah menjelang pemilu.

Amalia Adininggar Widyasanti, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, menyampaikan bahwa setelah lima bulan berturut-turut mengalami deflasi, inflasi bulanan kembali terjadi pada Oktober 2024. Meskipun demikian, inflasi tahunan pada Oktober 2024 lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, serta bulan sebelumnya. Beberapa faktor yang memengaruhi kenaikan harga pada Oktober antara lain penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi, penurunan produksi bawang merah, dan peningkatan harga emas dunia yang terus berlanjut.

Dalam rapat tersebut, hadir sejumlah pejabat daerah yang turut mendiskusikan strategi pengendalian inflasi di tingkat daerah. Beberapa di antaranya adalah Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, H. Kamaludin; Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, H. Surya Darma; Asisten III Bidang Administrasi Umum, Herdawan; serta Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Ketenagakerjaan (Disdagrin), Medholine Sapta Windu, beserta perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya.

Rapat koordinasi ini menegaskan komitmen pemerintah daerah dan pusat dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan inflasi yang fluktuatif. Dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta pengawasan yang ketat, diharapkan inflasi dapat terus ditekan sehingga tidak memengaruhi daya beli masyarakat secara signifikan. (Adv/Spr)