Kemuliaan Kemanusiaan
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Selaku manusia kita diciptakan oleh Allah dengan dikaruniai Nya akal. Dengan adanya akal manusia akan dapat mengemban tugas Nya selaku Khalifah atau penguasa di bumi. Dengan adanya ajak pula, nilai manusia jauh berbeda jika dibandingkan dengan hewan. Meskipun hewan juga memiliki otak yang menjadi pusat akal, namun otak hewan tidak mendapat karunia berupa kemampuan penalaran seperti dikaruniakan Nya pada manusia.
Allah berfirman dalam surat At- Tin ayat 4, yang artinya "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya."
QS. Al- Isro ayat 70 yang artinya.
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di laut. Kami beri mereka rezeki dari yang baik baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah Kami ciptakan ".
Karena karunia akal inilah yang membuat manusia menjadi makhluk Nya yang paling mulia diantara mahluk mahluk ciptaan Allah lainnya. Dan karena karunya berupa akal ini pula kita mendapatkan kewajiban untuk beribadah dan menghambakan diri kepada Allah SWT.
Q.S. az-Zariyat ayat 56, yang artinya
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) Kepada Ku.
Manusia disebut sebagai mahkluk yang paling mulia jika hidupnya dibimbing dan dipimpin oleh akalnya. Namun jika manusia telah dikuasai nafsunya dan akalnya digunakan sebagai alat pendukung bagi hawa nafsunya, maka manusia tersebut akan menjadi mahluk yang paling hina. Mahluk yang memperturutkan dan mempertuhan kan hawa nafsu nya.
Q.S. Maryam ayat 59 yang artinya. Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyiapkan nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
Manusia yang memperturutkan hawa nafsunya, menjadikan hawa nafsunya tak ubahnya Tuhannya, maka dalam kehidupannya, yang bersangkutan tidak lagi memperdulikan halal atau haram, baik atau buruk, benar atau salah. Semuanya akan diterjangnya demi memenuhi hawa nafsu. Bahkan, hukum atau aturan yang telah ditetapkan Allah SWT dan Rasul-nya pun tetap akan dilanggar nya, asal keinginan hawa nafsunya dapat terpuaskan.
Padahal, secara tegas Allah SWT telah mengingatkan melalui firman Nya yang artinya;
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapatkan azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan (QS. Shad: 26). Manusia yang menggunakan akalnya untuk mendukung keinginan hawa nafsunya seperti itu bisa jadi lebih ganas dan lebih buas dibanding hewan paling ganas dan paling buas sekali pun..
Harimau, si raja hutan itu, sekalipun ia sangat buas selaku pemangsa daging tidak akan ia menyimpan persediaan daging untuk dimangsanya sebulan penuh. Beruang yang ganas itu juga tidak akan menyimpan makanan nya dalam waktu seminggu. Tetapi, manusia yang telah bertuhan pada hawa nafsunya akan bisa mengambil (korupsi) uang negara dan menyimpan demi anak keturunan nya di kemudian hari. Ancaman penjara dan bahkan hukuman yang luar biasa dahsyat di neraka sekali pun tidak membuat gentar para koruptor.
Begitulah keadaan manusia yang telah kehilangan kemanusiaan nya hingga derajat nya jatuh menukik turun hingga ke bawah derajat hewan.
Na' udzubillah min dzalik.
Q.S. At-Tin ayat 5 yang artinya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah rendahnya (neraka).***
*) Penulis adalah Ketua Peduli Marga Batang Hari Sembilan