Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Hubungan timbal balik negara dan masyarakat dapat dimengerti pula melalui pendekatan eksplanatif masyarakat (sistem sosial budaya), sistem ekonomi dan system sosial politik.
Masyarakat adalah pengertian semua kegiatan manusia dalam hakekat kehidupan bersama. Kehidupan bermasyarakat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan bernegara. Mempelajari masyarakat yang dinamis, juga berjalan secara dinamis mengikuti perkembangan pemikiran manusia. Sejak manusia menyadari berada dalam suatu masyarakat, dia dihadapkan dengan persoalan antara manusia dengan manusia lainnya: hubungan manusia individu dengan menggunakan: hubungan manusia dengan lingkungannya, dan hubungan manusia dengan Maha Penciptanya. Dalam masyarakat itu terdapat pola ikatan tertentu.
Ada anggapan, khususnya teori teori yang melahirkan individualisme bahwa kepentingan, perasaan dan kehendak manusia pribadi selalu berhadapan dengan kepentingan masyarakat. Teori yang menyatakan hubungan individu dengan masyarakat dalam hubungan dialektis, menempatkan kepentingan individu dikotomis dengan kepentingan masyarakat.
Teori ini berpangkal pada pendapat bahwa masyarakat terbentuk dengan adanya perjanjian antara individu. Sebagian kepentingannya diserahkan pengaturan nya kepada masyarakat. Namun ada bagian yang masih tetap menjadi hak individu itu.
Pendekatan yang lain ialah bahwa setiap individu berada dalam satu masyarakat yang telah terbentuk sebelum nya
Bahkan pemikiran ini menganggap bahwa masyarakat itu membentuk individu itu. Setiap individu terkait satu sama lain, dan setiap individu membutuhkan individu yang lain. Kita perlu menelaah pola keterkaitan antara individu maupun individu dengan masyarakat yang berlaku dalam masyarakat kita.
Pola ikatan lainnya adalah pola ikatan keturunan atau marga, antara lain pada masyarakat Batak, Minangkabau dan Sumatera Selatan.
Selain pola ikatan berdasarkan kesamaan kekerabatan, keturunan dan kesamaan lokalitas (teritorial) maupun emosional keagamaan, maka sejalan dengan perkembangan masyarakat modern berkembang pula pola ikatan integratif atas dasar profesi, kegiatan sosial serta idee dan cita cita sosial politik bersama bangsa (wawasan kebangsaan). Pola ikatan ini akan mendorong berkembangnya pola hubungan saling silang antara individu dan kelompok masyarakat yang berbeda beda lokalitas, kekerabatan dan agama nya.
Kenyataan menunjukkan, bawah masyarakat terdiri dari aneka ragam individu, aneka ragam kelompok dan aneka ragam kepentingan. Keragaman tersebut dapat memuat perbedaan dan pemulihan yang bersifat horizontal maupun vertikal.***
*) Penulis adalah Ketua Peduli Marga Batang Hari Sembilan