Breaking News

History Of Sriwijaya

 

Image by Peter H from Pixabay

Jendelakita.my.id - Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim besar yang berpusat di wilayah Sumatra, Indonesia, yang berkembang pesat pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kerajaan ini memainkan peran penting dalam perdagangan maritim di Asia Tenggara dan menjadi pusat pengaruh politik, ekonomi, dan budaya di kawasan tersebut.

Awal Mula dan Lokasi

Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 M di sekitar wilayah Palembang, Sumatra Selatan. Letaknya yang strategis di Selat Malaka menjadikan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan yang menghubungkan jalur dagang antara India, Tiongkok, dan kepulauan Nusantara. Bukti arkeologis dan catatan dari para pelaut Tiongkok dan Arab menunjukkan bahwa Sriwijaya adalah kekuatan besar yang mengendalikan jalur perdagangan penting di Asia Tenggara.

Kejayaan

Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai sebagian besar wilayah Nusantara, termasuk Semenanjung Malaya, sebagian pulau Jawa, dan Kalimantan. Kerajaan ini terkenal sebagai kerajaan maritim yang mendominasi perdagangan rempah-rempah, emas, gading, dan komoditas lain di wilayah tersebut.

Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara. Kerajaan ini menarik banyak biksu dan cendekiawan Buddha dari berbagai daerah, termasuk India, Tiongkok, dan Asia Selatan. Tokoh seperti I-Tsing, seorang biksu Tiongkok, pernah singgah di Sriwijaya pada tahun 671 M dan menggambarkannya sebagai pusat studi Buddha yang penting.

Hubungan Internasional

Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan perdagangan dan diplomatik dengan banyak kerajaan dan kekaisaran, termasuk Dinasti Tang di Tiongkok, Chola di India Selatan, dan Kekhalifahan Abbasiyah di Timur Tengah. Hubungan dagang dengan Tiongkok sangat penting bagi ekonomi Sriwijaya, di mana kerajaan ini mengekspor barang-barang seperti kapur barus, emas, dan rempah-rempah ke Tiongkok.

Kemunduran

Kemunduran Sriwijaya dimulai sekitar abad ke-11. Salah satu penyebab utamanya adalah serangan dari Kerajaan Chola di India Selatan pada tahun 1025 M. Serangan ini melemahkan kekuatan maritim Sriwijaya dan menyebabkan hancurnya pusat-pusat perdagangan penting di wilayah tersebut. Selain itu, munculnya kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Majapahit di Jawa, turut berkontribusi terhadap penurunan pengaruh Sriwijaya.

Pada abad ke-13, pengaruh Sriwijaya semakin pudar, dan wilayah kekuasaannya diambil alih oleh kerajaan-kerajaan lain. Namun, jejak budaya dan pengaruh Sriwijaya, terutama dalam penyebaran agama Buddha dan tradisi maritim, tetap penting dalam sejarah Asia Tenggara.

Warisan Sriwijaya

Meskipun tidak banyak peninggalan fisik dari Kerajaan Sriwijaya, pengaruh budaya dan agama dari kerajaan ini masih terasa, terutama dalam penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara. Situs-situs arkeologi seperti Candi Muaro Jambi di Jambi, Sumatra, dan berbagai prasasti, seperti Prasasti Kedukan Bukit, merupakan bukti keberadaan dan kejayaan Sriwijaya.

Silsilah keluarga Kerajaan Sriwijaya tidak terdokumentasi dengan jelas seperti halnya beberapa kerajaan lainnya, seperti Majapahit atau Mataram. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber-sumber tertulis yang rinci mengenai garis keturunan raja-raja Sriwijaya. Sebagian besar informasi mengenai kerajaan ini berasal dari prasasti, catatan asing, dan sumber-sumber arkeologis. Namun, berdasarkan beberapa sumber, dapat disimpulkan adanya beberapa tokoh penting dalam kerajaan ini.

Beberapa Raja Penting dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya:

  1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa
    Dapunta Hyang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit (682 M), Dapunta Hyang memulai perjalanan besar dari Minanga (kemungkinan di pedalaman Sumatra) dan menaklukkan berbagai wilayah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Sriwijaya. Namanya sering muncul dalam prasasti sebagai pemimpin besar.

  2. Balaputradewa
    Balaputradewa adalah salah satu raja Sriwijaya yang terkenal. Menurut catatan sejarah, Balaputradewa adalah keturunan dari Dinasti Syailendra di Jawa Tengah, dan setelah kekalahan keluarganya di Jawa, ia pindah ke Sriwijaya dan menjadi penguasa di sana. Balaputradewa berhasil memperkuat kekuasaan Sriwijaya dan menjalin hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Chola di India Selatan dan dinasti Tang di Tiongkok.

  3. Sri Marawijayatunggawarman
    Sri Marawijayatunggawarman merupakan salah satu raja Sriwijaya yang disebutkan dalam catatan sejarah India Selatan. Ia dikenal dari prasasti Tamil yang menyebutkan bahwa Raja Rajendra Chola dari Kekaisaran Chola di India menyerang dan menaklukkan Sriwijaya pada awal abad ke-11, dan Sri Marawijayatunggawarman ditangkap dalam penyerangan tersebut.

Struktur Keluarga Kerajaan

Struktur keluarga kerajaan di Sriwijaya kemungkinan besar mirip dengan monarki-monarki lainnya di Asia Tenggara, di mana kekuasaan diwariskan secara turun-temurun. Keluarga kerajaan, khususnya keturunan langsung raja, memegang posisi penting dalam pemerintahan dan administrasi kerajaan. Namun, tidak banyak informasi spesifik mengenai siapa saja anggota keluarga kerajaan selain raja-raja yang disebutkan.

Hubungan dengan Dinasti Syailendra

Kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan erat dengan Dinasti Syailendra yang berkuasa di Jawa Tengah pada abad ke-8 hingga ke-9. Balaputradewa, salah satu raja Sriwijaya yang terkenal, disebut sebagai keturunan Dinasti Syailendra. Hubungan ini menunjukkan adanya hubungan politik dan pernikahan antar-dinasti di kawasan Nusantara pada masa itu.

Meskipun silsilah keluarga kerajaan Sriwijaya tidak dapat direkonstruksi secara lengkap, beberapa raja yang tercatat dalam prasasti dan sumber asing menggambarkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang memiliki struktur pemerintahan yang kuat dan diwariskan dari generasi ke generasi.