Barcode, Barcode, Barcode
Jendelakita.my.id - Sejak bulan Oktober 24 ini, Pemerintah melalui Pertamina (aplikasi My Pertamina) khususnya yang di Sumatera Selatan sudah diterapkan.
Tentu dampak baik langsung maupun tidak langsung berdampak pada konsumen yang akan bertransaksi pembelian BBM bersubsidi (pertalite, solar dll).
Salah satu contoh di surat pembaca harian lokal hari ini , ada keluhan konsumen BBM bersubsidi yang berjudul Kenapa Ada Perbedaan Perlakuan Isi BBM.
Yang bersangkutan menceritakan yang bersangkutan hendak membeli pertalite, petugas SPBU tidak melayani karena tidak ada barcode (lupa bawa hp ) akhirnya gagal mengisi pertalite. Setelah itu ybs mencoba mengisi pertalite di SPBU lain (tapi masih dalam satu kecamatan Ilir Barat satu). Di sana dilayani karena yang bersangkutan hanya mengisi BBM 10 liter
Pertanyaan
Kenapa ada perbedaan perlakuan cara mengisi pertalite satu SPBU dengan SPBU yang lain
Terlepas dari hal di atas, Memang ada persoalan persoalan yang harus dicarikan solusinya, karena masing masing pengguna BBM bersubsidi, memiliki tingkat pemahaman antara lain;
1, pembuatan aplikasi untuk BARCODE, bukan hal yang mudah, pengalaman setelah berulang ulang dilakukan pendataan selalu GAGAL.
2, tidak semua orang memiliki hp android (karena keterbatasan)
3, yang lebih berbahaya lagi (bagi yang ingin berniat jahat), identitas diri seseorang bisa disalah gunakan. Contoh seorang pengendara (sopir), belum tentu sebagai pemilik kendaraan tersebut (selaku sopir pribadi atau sopir perusahaan dll).
3, masih ada rasa takut bagi masyarakat karena kurangnya sosialisasi yaitu apakah penggunaan aktif hp tidak akan menimbulkan kebakaran dll (seperti yang beredar di media masa.
4, belum lagi sinyal hp terutama yang berada di kecamatan ataupun kebupaten. Karena pemilik hp berbeda , maupun kartu Internet nya.
5, persoalan di desa bagi masyarakat pengguna BBM eceran, akan menimbulkan masalah masalah sosial lainnya.
Kesimpulan bahwa penggunaan barcode dalam bertransaksi BBM bersubsidi harus di Carikan solusinya yang tepat guna dan berdaya baik bagi pemerintah, masyarakat dan pihak ketiga lainnya.***
*) Penulis adalah Pemerhati Sosial dan Budaya