Posisi Adat dan Hukum Adat Dalam Era Globalisasi
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Globalisasi berasal dari kata benda globe, yaitu bumi .
Kata global tersusun kita sifat global. Yang maksud dengan kata Global adalah suatu sifat yang meliputi keseluruhan secara pokok.
Tentang keseluruhan yang dimaksud dalam hal ini dapat bermacam macam, dapat pula dimaksud meliputi seluruh dunia.
Globalisasi sebagai kosakata Indonesia yang baru dapat dikatakan bahwa itu dapat menunjuk kepada dua hal. Pertama sebagai kata benda dari kata sifat global. Yang kedua ialah dalam arti sebagai proses menyebarnya sesuatu ke seluruh penjuru dunia yang dikerjakan oleh sesuatu kekuatan.
Kekuatan yang mengerjakan proses globalisasi tersebut adalah kekuatan memaksa yang menyeret masyarakat manusia di seluruh penjuru dunia untuk menerima peradaban baru yang luar biasa hebat nya dalam bidang kemajuan materill, seperti technology, sosial ekonomi, serta dalam soal kemasyarakatan lainnya yang dicapainya berkat semangat dan filsafat yang melatar belakangi nya. Dengan begitu secara tidak langsung proses itu mengandung suatu kekuatan mendesak dan menyeret masyarakat manusia di seluruh penjuru dunia untuk mengganti pula semangat dan filsafat yang sudah lama dianut oleh masyarakat yang menjadi sasaran untuk ditempati oleh semangat dan filsafat yang menjiwai kekuatan tersebut. Dengan dasar jiwa itu kekuatan tersebut menjalankan peranannya menggerakkan masyarakat di seluruh penjuru dunia menerima proses menuju kepada kemajuan materiil yang luar biasa yang berintikan kepada prinsip harus tetap terus maju dan secara stabil.
Adat sebagai kebudayaan bangsa Indonesia, juga merasakan dampak dari arus globalisasi tersebut, mau tidak mau akan berakibat negatif maupun positif adanya.
Adat , di mana termasuk hukum adat di dalam nya, adalah suatu nama lain bagi kebudayaan rakyat kita. Filsafat budaya adat yang kini dinamakan filsafat Pancasila berisi pandangan hidup beserta prinsip prinsip yang lain dari apa yang disebut sebagai filsafat hedonisme. Adat kita berpangkal dari prinsip prinsip: pertama Kolektivisme atau kebersamaan, kedua tidak menganut khususnya materialisme tetapi idealisme.
Filsafat hidup menurut adat dalam melihat tujuan hidup manusia di dunia adalah untuk mencapai kesempurnaan sebagai manusia. Kemakmuran materiil saja karenanya tidak menjadi dambaan yang pokok dan utama lebih lebih sebagai satu satunya harapan. Yang ingin dicapai menurut filsafat adat adalah tercapainya derajat dan martabat keseluruhan sebagai manusia. Dari itu menurut filsafat hidup adat, seorang dalam hidupnya harus mengusahakan dirinya menjadi seorang yang berbudi luhur, dengan tahu malu yang tinggi.
Di dalam filsafat hidup yang de, masyarakat yang diidamkan adalah suatu masyarakat yang tidak hanya makmur secara materiil saja, akan tetapi masyarakat yang penuh rasa kebahagiaan lahir dan batin bagi segenap warganya.
Masyarakat yang demikian, di dalam adat dirumuskan sebagai masyarakat: menurut Prof. Dr. H.M.. Koesnoe SH adalah masyarakat yang " Tata, tenteram, kertas Raharja.
Arti tata, ialah bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan tertib. Tenteram bahwa semua berlangsung sedemikian rupa sehingga masing masing warga masyarakat berada dalam ketenangan hidup. Artinya setiap warga dalam melangsungkan kehidupan yang tertib itu menikmati rasa aman sesuai dengan tuntutan hati nuraninya. Karta berarti berkecukupan dari segi materiinya.Raharja berarti perasaan kepuasan batin sehubungan dengan tuntutan hidupnya dirasakan telah terpenuhi secara memadai dengan segala idaman yang sepantasnya.
Dari filsafat adat dan filsafat yang diikuti oleh "kekuatan global" adalah suatu titik singgung nya yaitu bahwa kedua duanya berusaha mencapai cita-cita kemakmuran materiil bagi kehidupan di dalam masyarakatnya. Kemakmuran materiil tersebut oleh kedua filsafat dapat diterima untuk diperjuangkan dengan kuat dan sungguh sungguh agar dapat tercapai kemakmuran materiil yang dimaksud.
Mencanggihkan peralatan adalah cara yang tepat untuk menghasilkan kemakmuran materiil itu. Itu berarti membuat canggih peralatan dan sarana materiil yang meliputi bidang peralatan tekhnologi adalah sekedar untuk memperoleh hasil yang jitu agar terpenuhi kebutuhan materiil itu. Dari itu baik adat maupun kekuatan global, kedua duanya menerima modernisasi dalam arti yang demikian. Dalam hal modernisasi ini, dilihat dari segi bathin, antara adat dan kekuatan global tersebut.***
*) Penulis adalah Ketua Peduli Marga Batang Hari Sembilan