Breaking News

Globalisasi dan Primordialisme


Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id - Kemajuan teknologi informasi serta telekomunikasi yang menyertai nya memang akan semakin memperpendek jarak antara bangsa, antar masyarakat dan antar pribadi. Bangsa Bangsa, masyarakat serta pribadi akan semakin tergantung saru dari yang lain, dan perkembangan itu terjadi bukannya tanpa masalah.... While interdependence may create bonds between nation, it also makes the world for more complicated (Tofler, dalam Kusumohamidjojo).

Masalah utamanya disebabkan oleh kenyataan, bahwa bangsa bangsa, masyarakat masyarakat serta pribadi pribadi itu berada pada tingkat peradaban yang berbeda beda.

Habermas yang dikutip Kusumohamidjojo, malahan melihat konsekuen lebih jauh dari kenyataan itu dalam interdepedensi yang asimetris sebagai akibat logis dari suatu masyarakat dunia yang terstratifikasi itu yang melahirkan pertentangan kepentingan yang tidak bisa dipulihkan: Dalam masyarakat yang terstratifikasi konflik kepentingan yang tidak dapat didamaikan tampaknya muncul dari saling ketergantungan yang asimetris di antara negara maju, negara industri baru, dan negara terkebelakang. Hal yang persis sama dapat diamati juga dalam masyarakat Indonesia, sebagian masih hidup di zaman pra pertanian, sebahagian lagi agraris, sebagian lainnya sudah industrial, dan sekelompok yang kecil tetapi berperanan sangat menentukan sudah hidup dalam alam teknologi informasi.

Kita akan tertantang untuk menjawab persoalan-persoalan, misalnya, bagaimana seorang perancang kebijakan pertanian di Kementerian Pertanian pemegang S3 dan bekerja dengan perangkat teknologi informasi harus berbicara atau berkomunikasi dengan petani di lapangan yang sepenuhnya bertata-pikir agraris tradisional?.

Distorsi dalam saling Pemahaman diantara keduanya adalah suatu kecelakaan yang paling mungkin terjadi, padahal keduanya seharusnya dapat saling menunjang dalam menjalankan peranannya masing-masing. Globalisasi yang semakin memangkas jarak antara manusia dengan demikian tidak bisa ditafsirkan sebagai juga secara otomatis akan mempersatukan manusia, sehingga kita akan berhadapan dengan kenyataan.

Interdepedensi jadinya memang akan membuat hubungan antara bangsa bangsa, antar masyarakat serta antar pribadi pribadi menjadi semakin problematis.

Tentu saja, karena semua subjek itu menjadi semakin dekat satu sama lain, menjadi semakin tergantung satu dari yang lain, tetapi belum tentu menjadi saling memahami dengan lebih baik jui. Persoalan yang persis sama akan dihadapi oleh berbagai kelompok dalam " masyarakat Indonesia".

Interdepedensi global jadinya secara otomatis menjanjikan kehidupan yang lebih baik untuk berbagai masyarakat dan bangsa, termasuk juga masyarakat Indonesia.

Contohnya sehari hari kita sebagai pengguna media sosial sangat tergantung dengan pihak lain. Seseorang yang kehabisan pulsa ataupun paket, merasa terisolir sementara sebelum pulih kembali alat teknologinya. Lebih lebih rasanya yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia mulai dari usia dini sampai yang berusia lansia.

Ya begitulah dampak nya Globalisasi di eran telekomunikasi yang serba canggih. Sehingga hidup kita terasa saling ketergantungan satu sama lainnya.***

*) Penulis adalah Ketua Peduli Marga Batang Hari Sembilan