Tampilan Baru Situs Cagar Budaya Bukit Siguntang
Foto: Dokumentasi Penulis dengan Keluarga di Situs Cagar Budaya Bukit Siguntang |
Opini Oleh: Albar Sentosa Subari*)
JENDELAKITA.MY.ID - Akhir
tahun 2023 kalau kita melewati jalan Sultan Mansyur menuju Musi 6, akan
terlihat adanya Situs Cakar Budaya Bukit Siguntang.
Siapa yang pernah kesana tentu, sekarang sudah berpenampilan sedikit berbeda.
Terutama bagian depan nya.
Dahulu pengunjung harus lewat jalan
Sultan Mansyur menuju lokasi, melalui belok kanan sedikit kalau dari SMA 10
Bukit Besar.
Namun sekarang kita Melalui pintu atau gerbang dari depan
lurus samping Diklat Propinsi disambung dengan ornamen tutup kepala bersimbolkan
TANJAK.
Namun masih ada yang harus dibenahi karena alasan;
kenyamanan, keamanan dan estetika yaitu Lokasi atau tempat pemasangan MEREK
Tertulis Situs Cagar Budaya Bukit Siguntang dan ditulis juga dengan aksara ulu
dikenal dengan istilah tulisan KA - GA - NGA.
Maksudnya karena itu bersifat monumen tentu akan menarik
pengunjung terutama yang hobby mengabadikan momen penting anak anak sekolah,
remaja dan lain lain untuk berphoto ber-selfie akan mengalami kesulitan karena;
Pertama, lokasi tempat berphoto tidak mendukung disebabkan lantai kurang terurus baru bekas pembangunan berserakan, tidak rapi baik di cor sedikit atau dikasih keramik.
Tanah mau amblas karena dipinggir jalan dan ada
parit. Serta masih ada tiang telpon dan lain sebagainya.
Yang paling berbahaya pemotretan harus diambil dari seberang
jalan berjarak lebih kurang 5 meter ke depan karena ada pelintasan jalan menuju
Musi 6.
Tentu ini akan mengganggu kenyamanan bagi yang bersangkutan
ataupun juga lalu lintas kendaraan. Akan berakibat terjadinya kecelakaan.
Akibat jarak pemotretan jauh maka gambar photo tidak memuaskan ataupun
berkualitas baik.
Kondisi seperti ini masih terlihat akhir tahun 2023 bulan
Desember 2023.
Mudah mudahan Dinas yang terkait dapat mencarikan solusinya.
Karena yang berkunjung bukan wisatawan lokal tapi sering
juga wisatawan mancanegara.
Terutama yang masih mempunyai nilai historisnya dengan
keberadaan Bukit Siguntang tersebut.
Insyaallah. Aamiin.
Kedua, kenyamanan dan keamanan di dalam atau di atas bukit
masih perlu dibenahi, khusus nya pagar di belakang dan samping dalam kondisi
kurang baik, dikhawatirkan ada tindakan atau perbuatan orang orang yang
mempunyai niat kurang jelas.
Hal tersebut karena berbatasan dengan perkampungan warga di
sekitar jalan putri kembang dadar dan jalan seruni.
Ketiga, karena di situ ada huruf KA-GA-NGA, ini bagi
generasi muda remaja sangat antusias untuk mendokumentasikan nya, karena sistem
penulisan tersebut jarang jarang mereka temuin baik di sekolah ataupun ditempat
tempat umum.
Kecuali untuk daerah daerah Melayu lainnya yang ada di
Sumatera itu sudah tersosialisasi seperti Jambi, Riau, Lampung.
Bahkan Yogyakarta nun di tanah Jawa dengan huruf Jawa asli.
Untuk itu guna mendukung pariwisata pengembangan istilah
yang digunakan penulis bukan melestarikan untuk budaya yang merupakan Budi dan
daya harus digalakkan oleh dinas instansi yang memiliki tugas utamanya.
Demikian beberapa catatan akhir tahun memasuki tahun baru
2024 dari Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan sekaligus sebagai Pengamat
Budaya. ***
*) Penulis adalah
Ketua Pembina Adat Sumsel