Breaking News

Fenomena APK Caleg Minim Gambar Capres

Penulis adalah Ketua Pembina Adat Sumsel

Opini Oleh: Albar Sentosa Subari*)

JENDELAKITA.MY.ID - Menarik untuk dikaji, Fenomena apa sehingga APK yang sedang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif baik di tingkat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota, khususnya yang sering kita amati sehari hari sebagai budaya musiman setiap lima tahun sekali saat pemilihan umum.

Hal tersebut terasa berbeda sekali saat pemilu pemilu sebelumnya yaitu di mana waktu itu demikian ramainya APK caleg ataupun capres yang menghiasi kota dan kediaman warga.

Malah ada yang sampai menjulang tinggi di atas pohon maupun gedung pencakar langit dengan ukuran yang cukup besar.

Untuk tahun ini pemilu 2024, kondisi seperti itu jarang kita temui.

Pada kesempatan ini kita mencoba mengkaji Fenomena kenapa APK caleg minim gambar Capres.

Menurut kajian pribadi sebagai pengamat situasi sosial budaya dan politik di Sumatera Selatan khususnya di kota Palembang: kondisi demikian memang terasa ada sesuatu yang menjadi faktor penyebab nya.

Faktor tersebut penyebab dapat diduga antara lain;

Pertama, biaya tinggi untuk membuat alat peraga kampanye, sehingga minimnya pembuatan apk tersebut, terutama bagi pemula ataupun untuk partai partai baru;

Kedua, bahwa menurut beberapa hasil observasi penulis, seperti adanya faktor psikologis ketidak singkronan antara calon legislatif dengan partai pendukung Paslon Presiden nya. Tetapi hanya menurut garis partai sehingga secara kontemporer ada perasaan tidak sinkron.

Ketiga, APK caleg baik (DPR dan DPD), lebih menonjolkan gambar gambar yang lain misalnya orang tua, menantu dan lain lain itu secara psikologis akan merasa yakin mereka lebih terbantu untuk dikenal masyarakat di bandingkan dengan dirinya (baca politik dinasti).

Terakhir karena kemajuan tekhnologi para calon baik legislatif ataupun eksekutif yang akan datang, mereka lebih banyak menggunakan media media sosial baik cetak terutama media sosial elektronik dengan menggunakan sarana salah satu adalah sarana keluarga, kerabat, tetangga dan masyarakat; dirasakan lebih efektif dan efisien, bila dibandingkan dengan alat peraga kampanye seperti pemilihan umum sebelumnya.

Akan lebih aman dibandingkan dengan alat peraga kampanye tradisional, banyak dirusak oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab baik secara pribadi karena jahil alias iseng ataupun juga dilakukan secara terencana dan sistematis terorganisir oleh Lawan Lawan politik atau musuh musuh pribadi.

Demikian beberapa kajian untuk menjawab persoalan Fenomena tersebut, seperti yang dimuat beritanya di media lokal yang terbit di kota Palembang.

Berjudul APK Caleg Minim Gambar Capres yang sudah ditanggapi oleh pakar hukum dan caleg.

Dari beberapa faktor tersebut ada Fenomena baru sebenarnya untuk dikaji lebih lanjut yaitu faktor psikologis antara sang calon legislatif dengan calon Presiden pilihan partai nya.

Beberapa hasil diskusi penulis dengan caleg perasaan tersebut adalah faktor mendasar.

Hal ini dampak dari situasi politik yang berkembang di pusat pusat dan petinggi partai di dalam pembentukan koalisi koalisi yang ada, sehingga ada perasaan tidak cocok dengan hati nurani mereka.

Ini menimbulkan dampak negatif dari masing masing pihak.

Sehingga perlu harus ada perubahan sistem pemilu dan sistem ketatanegaraan disesuaikan dengan nilai nilai Pancasila sebagai amanat Pembukaan UUD NKRI tahun 1945.

Untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dengan cara konsistensi dan koherensi satu sama lain ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan Undang Undang Dasar 1945.

Allahu'lam. Hanya Allah Yang Maha Benar.  Aamiin…***

*) Penulis adalah Ketua Pembina Adat Sumsel